Ziarah ke Maqam Sahabat Nabi Hingga Mengunjungi Rumah Bruce Lee di Guangzhou



Selasa, 27 Agustus 2024 menjadi hari yang sangat istimewa bagi saya. Ini adalah kali kedua saya dipercaya untuk memimpin tour ke luar Indonesia, dan kali ini terasa jauh lebih spesial. Bukan hanya karena jumlah pesertanya yang besar, tapi karena saya akan membersamai salah satu sosok panutan saya sejak remaja—Pak Ippho Santosa namanya.


Beliau adalah motivator yang buku-bukunya sudah saya baca sejak SMP. Bisa berinteraksi langsung, menyimak wejangan beliau secara langsung, dan ikut dalam tour yang inspiratif seperti ini, rasanya seperti mimpi yang menjadi nyata.

Malam itu, kami berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta (CGK). Saya mulai memberikan briefing kepada 85 peserta yang merupakan mitra-mitra dari British Propolis (BP), komunitas bisnis yang digagas oleh Pak Ippho. Kami akan menjelajahi Guangzhou dan Hong Kong selama 5 hari—yang bukan hanya penuh wisata, tapi juga penuh makna.


Kami terbang menuju Hong Kong dengan menggunakan Cathay Pacific, maskapai terbaik nomor lima di dunia versi Skytrax. Penerbangan dari Jakarta (CGK) ke Hong Kong (HKG) memakan waktu sekitar lima jam. Alhamdulillah, perjalanan berjalan lancar dan nyaman.


Setibanya di Bandara Hong Kong jam 06.05 pagi, hari Rabu, 28 Agustus 2024, kami transit selama 1 jam 45 menit, saya memanfaatkan waktu singkat itu untuk berkeliling dan menyapa beberapa peserta. Momen yang tak terduga terjadi ketika saya berkesempatan berfoto bersama salah satu aktor terkenal Indonesia, yang juga merupakan bagian dari mitra BP.

Rasanya cukup unik dan menyenangkan, bisa bertemu tokoh publik dalam suasana yang berbeda, bukan di layar kaca, tapi di tengah tour seperti ini.

Tak hanya itu, saya juga sempat berbincang dengan salah satu peserta, seorang bapak-bapak yang merupakan alumni Sudan. Obrolan kami ternyata cukup nyambung, karena kami memiliki mutual friend di Majalengka. Dunia ini memang sempit ya—apalagi kalau sudah bicara tentang jaringan kebaikan dan persaudaraan lintas negara.

Setelah transit selesai, kami melanjutkan penerbangan selama 1 jam 5 menit dari Hong Kong (HKG) ke Guangzhou (CAN). Setibanya di Guangzhou, kami langsung menuju Abdullah Restaurant, salah satu restoran halal favorit yang sudah cukup dikenal di kalangan wisatawan Muslim. Di sini kami menikmati brunch dengan sajian yang menggugah selera.

Yang paling berkesan bagi saya adalah sate kambingnya—empuk, bumbunya meresap, dan rasanya luar biasa! Hidangan lainnya pun tak kalah lezat, semuanya tersaji hangat dan pas untuk mengisi energi setelah perjalanan panjang.

Destinasi utama kami di Guangzhou adalah ziarah ke Maqam Sahabat Nabi, Sa’ad bin Abi Waqqas, salah satu sahabat Rasulullah SAW yang diyakini menyebarkan Islam ke wilayah China.


Setibanya di lokasi, kami langsung melaksanakan shalat Dzuhur dan Ashar secara jama' taqdim dan qashar. Suasana masjid ini terasa begitu tenang dan khusyuk, seolah membawa kami kembali pada jejak sejarah perjuangan dakwah Islam di negeri yang jauh dari jazirah Arab.

Usai shalat, kami melangkah ke area maqam. Dikelilingi taman kecil dan pepohonan rindang, makam ini dijaga dengan sangat baik.

Banyak peserta yang menyempatkan diri berdoa dengan khidmat di sini, menjadikan momen ini sebagai salah satu pengalaman spiritual yang tak terlupakan selama perjalanan.



Setelah selesai ziarah dan shalat, perjalanan kami berlanjut ke Canton Tower, landmark ikonik kota Guangzhou yang menjulang setinggi 604 meter dan menjadi menara tertinggi kedua di Tiongkok.

Di sini, suasana terasa lebih santai. Para peserta menikmati waktu bebas untuk berfoto, melihat-lihat, atau sekadar duduk menikmati pemandangan kota Guangzhou yang tertata rapi di tepi Sungai Mutiara.

Yang membuat saya pribadi semakin berkesan adalah ketika berkesempatan berfoto dengan salah satu mitra BP yang merupakan vokalis band J-Rocks—grup musik yang lagu-lagunya sudah menemani masa-masa sekolah saya sejak SD. Momen itu terasa begitu asik dan bernostalgia; siapa sangka, dari mendengar lagunya di media, kini bisa ngobrol dan berfoto langsung satu tour bersama.

Sore hari sekitar pukul 16.00, kami tiba di destinasi ketiga, yaitu Rumah Bruce Lee yang terletak di kawasan bersejarah Yongqingfang, Guangzhou. Tempat ini begitu menarik karena membawa kami menyusuri jejak kehidupan sang legenda kung fu yang mendunia.

Di sini, kami bisa melihat koleksi memorabilia Bruce Lee, mulai dari foto-foto, replika kostum, hingga catatan dan benda-benda yang pernah digunakan olehnya. Suasana kawasan ini pun sangat artistik dan terasa hidup, dengan bangunan-bangunan klasik bergaya China yang dilestarikan dengan baik.


Bagi saya pribadi, mengunjungi rumah Bruce Lee bukan hanya sekadar wisata, tapi juga menyerap semangat perjuangan dan filosofi hidup seorang legenda yang telah menginspirasi dunia. Seru sekali rasanya bisa berdiri di tempat yang menyimpan sejarah besar dari seorang tokoh yang begitu ikonik.

Tour hari itu di Guangzhou ditutup dengan bermalam di Vienna Hotel, yang terletak strategis di tengah kota. Hotel ini nyaman dan bersih, cocok untuk melepas lelah setelah seharian penuh beraktivitas.

Kami pun beristirahat dengan tenang malam itu, sambil menyimpan antusiasme untuk hari berikutnya—melanjutkan perjalanan darat menuju Hong Kong, kota metropolitan yang mendunia. Perjalanan lintas batas pun menanti dengan cerita baru yang tak kalah seru.

• • •

Cerita bersambung di Blog selanjutnya: Eksplor Hong Kong: Kota Metropolitan dengan Pemandangan Alam yang Memukau