Balada Magang di Lombok: Pulau Seribu Masjid yang Menjadi Pulau Seribu Gempa



Cerita pada Blog ini akan lebih panjang dibandingkan dengan cerita-cerita sebelumnya, karena merangkum kegiatan magang kami yang berlangsung sekitar dua bulan di Nusa Tenggara Barat yang memiliki dua pulau terbesarnya, yakni pulau Lombok di sebelah barat dan pulau Sumbawa di sebelah timur.

Yang pertama, kami memilih Lombok sebagai destinasi magang adalah karena pulau ini sedang berada pada puncak kejayaan pariwisatanya. Lombok begitu memukau dengan pesona alamnya yang indah dan kian populer di mata dunia. Keindahan pantainya, gunungnya yang menakjubkan, serta keramahan masyarakatnya, menjadikan Lombok sebagai pilihan yang tepat untuk mengasah kemampuan dalam bidang pariwisata.

Berikut adalah daftar penghargaan pariwisata internasional yang pernah diterima oleh Lombok dan hotel-hotelnya:

1. "The World's Best Halal Tourism Destination" (Destinasi Pariwisata Halal Terbaik Dunia) - World Halal Tourism Awards 2015.

2. "Best Halal Honeymoon Destination" (Destinasi Bulan Madu Halal Terbaik) - World Halal Tourism Awards 2015.

3. "The Best Halal Destination" (Destinasi Terbaik Halal) - World Halal Travel Summit and Exhibition 2015.

4. "The Best Halal Beach Resort in Asia" (Resort Pantai Halal Terbaik di Asia) - Novotel Lombok Resort & Villas - World Halal Travel Summit and Exhibition 2015.

5. "World's Top 100 Sustainable Destinations" (100 Destinasi Berkelanjutan Terbaik Dunia) - 2016.

6. "World's Best Halal Tourism Destination" (Destinasi Pariwisata Halal Terbaik Dunia) - World Halal Tourism Awards 2016.

7. "World's Best Halal Honeymoon Destination" (Destinasi Bulan Madu Halal Terbaik Dunia) - World Halal Tourism Awards 2016.

8. "Best Halal Beach Resort in South East Asia" (Resort Pantai Halal Terbaik di Asia Tenggara) - Hotel Tugu Lombok - World Halal Tourism Awards 2016.

9. "Indonesia's Leading Halal Destination" (Destinasi Halal Terkemuka Indonesia) - Indonesia Travel and Tourism Awards 2016/2017.

10. "World's Best Halal Honeymoon Destination" (Destinasi Bulan Madu Halal Terbaik Dunia) - World Halal Tourism Awards 2017.

11. "Best Halal Tour Package" (Paket Tur Halal Terbaik) - Lombok Muslim Tours - World Halal Tourism Awards 2017.

12. "Best Halal Honeymoon Destination" (Destinasi Bulan Madu Halal Terbaik) - World Halal Tourism Awards 2018.

13. "Indonesia's Leading Halal Destination" (Destinasi Halal Terkemuka Indonesia) - Indonesia Travel and Tourism Awards 2018/2019.

14. "Asia's Leading New Hotel 2018" (Hotel Baru Terbaik Asia 2018) - Sheraton Senggigi Beach Resort - World Travel Awards Asia & Australasia 2018.

15. "Best Wedding Destination" (Destinasi Pernikahan Terbaik) - Lombok - World Travel Market (WTM) London 2019.

Penghargaan-penghargaan tersebut menunjukkan apresiasi internasional atas keindahan dan potensi pariwisata Lombok, serta pengakuan atas kualitas layanan hotel-hotelnya yang berkelas. Sebagai mahasiswa pariwisata, pastilah kami sangat senang karena mendapat kesempatan belajar di lapangan yang tepat.

Cerita kami dimulai pada hari Ahad, 1 Juli 2018, kami berempat, dengan penuh semangat memulai perjalanan magang kami di pulau yang dijuluki "Pulau Seribu Masjid" ini. Keindahan alam Lombok begitu memesona, potensi pariwisata halalnya juga sudah terbukti keunggulannya, dan memang karena mayoritas masyarakatnya beragama Islam, untuk ukuran pulau yang tidak terlalu besar ini jumlah masjidnya terbilang banyak. Masjid yang paling terkenal adalah yang berada di pusat kota: Islamic Center NTB.





Pada hari pertama kami di sana, kami menjelajahi beberapa tempat wisata terkenal, termasuk Museum Negeri NTB dan menikmati keindahan sunset di Pantai Senggigi Lombok Barat, dengan pemandangan Gunung Agung di pulau Bali. Saat berada di pantai, tak disangka kami bertemu dengan forum alumni FIA UB yang sedang berlangsung di sana.






Pada hari berikutnya, Senin 2 Juli 2018, kami memulai hari pertama magang di Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saya sendiri diberi amanah di bagian Data dan Keuangan.

Hari-hari selanjutnya penuh dengan berbagai kegiatan menarik. Pada Selasa, 3 Juli 2018, kami mengikuti rapat koordinasi untuk event internasional "Sail Moyo Tambora". Sail Moyo Tambora 2018 merupakan event pariwisata maritim internasional yang melibatkan peserta dari 39 negara, selama acara tersebut nantinya, kapal-kapal yacht akan berlayar ke pulau Moyo dan Gunung Tambora di Sumbawa sebagai salah satu rangkaian acaranya.



Kemudian, pada Kamis, 5 Juli 2018, kami terlibat dalam program bina desa wisata di Desa Bilebante Lombok Tengah, yang dihadiri oleh Menteri Pariwisata RI, Bapak Arief Yahya. Di sini, teman saya bahkan bertemu dengan artis Indonesia dan berfoto dengan santainya.


Kami menjalani rutinitas magang dengan penuh semangat, termasuk rapat pekanan dan kegiatan bersih-bersih kantor pada Jum'at, 6 Juli 2018.


Di hari berikutnya, Sabtu 7 Juli 2018, kami menghadiri Dialog Nasional bersama tiga menteri RI yang menginspirasi dan memberi wawasan baru bagi kami. Saya beruntung dapat foto bersama Menteri Pariwisata RI, Bapak Arief Yahya.




Selanjutnya, pada tanggal 11 hingga 13 Juli 2018, kami mengikuti workshop di Hotel Aston Inn Kota Mataram, yang mana setelah kegiatan selesai, kami langsung berwisata kuliner mencari ayam taliwang, beberuk, dan plecing kangkung favorit kami.

Rabu, 25 Juli 2018, menjadi hari bersejarah bagi NTB, karena untuk pertama kalinya, NTB masuk dalam rangkaian Torch Relay Asian Games 2018. Obor tersebut tiba di Lombok pada pagi harinya, setelah diselenggarakan kirab di Provinsi Bali di hari sebelumnya.

Tak hanya kegiatan di kantor, kami juga menikmati kesempatan untuk berwisata di sela-sela kesibukan, kami mengeksplorasi keindahan Lombok dengan mendaki Bukit Pergasingan setinggi 1670 mdpl di Sembalun Lombok Timur...




...menikmati lezatnya ikan bakar dan sambal khas Lombok yang gurih di Pantai Nipah Lombok Utara...





...sampai menikmati semilir angin di Bukit Merese Lombok Tengah yang sedang gersang tiada rerumputan hijaunya, namun tetap mempesona pemandangan lautnya.



Selain berwisata keliling pulau Lombok, ada juga hal unik yang membuat magang kami semakin berwarna. Yaitu kami mencoba menjual oleh-oleh khas Lombok kepada teman-teman kami di Jawa Timur melalui layanan online dengan istilah Jastip (jasa titip), karena ternyata banyak dari teman-teman kami yang menginginkan barang-barang unik khas Lombok, sehingga hal tersebut membuat kami semangat berburu barang-barang unik ke berbagai tempat oleh-oleh di Lombok.






Di tengah kegembiraan kegiatan magang kami, tidak terasa waktu sudah berada di penghujung Juli, hingga sesuatu yang tidak terduga pun terjadi.

Pada Ahad, 29 Juli 2018, pukul 06.47 WITA, kami beserta masyarakat terkagetkan oleh guncangan gempa Lombok berkekuatan 6,4 SR. Suasana menjadi gaduh dan orang-orang berhamburan keluar dari rumahnya masing-masing menjauhi bangunan. Rencana perjalanan kami hari itu ke Pantai Pink Lombok Timur harus dibatalkan karena situasi darurat ini.

Setelah itu, ratusan gempa kecil terjadi bersusulan setiap harinya, namun kami tetap harus melaksanakan amanah bersama Dinas Pariwisata Provinsi NTB untuk melakukan evakuasi terhadap wisatawan-wisatawan mancanegara di titik-titik wisata yang terkena gempa, salah satunya yang paling padat adalah di Gili Trawangan Lombok Utara yang terdapat sampai ribuan wisatawan di sana.


Pada Ahad, 5 Agustus 2018, jam 19.46 WITA, kembali terjadi gempa besar kedua dengan kekuatan 7,0 SR mengguncang Lombok, termasuk kami yang sedang berada di toko oleh-oleh saat itu, langsung berlari keluar menjauhi bangunan dan melihat masyarakat serta anak-anak kecil menangis ketakutan. Setelah itu, gempa terus berulang setiap harinya, dan situasi semakin genting. Kami bahkan harus tidur di lapangan bersama masyarakat karena khawatir bangunan roboh.

Meskipun dalam situasi sulit, keesokan harinya kami berusaha membantu warga setempat yang mengalami musibah. Kami mendatangi desa-desa yang bangunannya roboh parah untuk memberikan bantuan dan dukungan.

Setelah sekian ratus gempa terjadi selama sembilan hari sejak gempa pertama, kami berdiskusi via telepon dengan orang tua kami dan dosen pembimbing magang kami di Universitas Brawijaya, serta berkonsultasi juga dengan Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi NTB dan akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan magang karena force majeure, walaupun masih banyak rangkaian event yang akan kami laksanakan sebetulnya.



Kemudian pada hari Selasa 7 Agustus 2018, karena kami akan pulang via jalur udara, dua motor kami untuk sementara dititipkan di kantor, setelah itu kami di antar ke bandara. Sesampainya di bandara, kami melihat pemandangan yang sudah dipenuhi oleh ribuan wisatawan mancanegara yang akan flight ke negara mereka masing-masing.

Kami terbang dari Lombok International Airport ke Juanda International Airport Surabaya, dari jendela pesawat saya bisa melihat puncak gunung Rinjani, cukup sedih karena plan kami untuk mendakinya belum kesampaian. 




Sesampainya di Surabaya, tiga orang teman saya melanjutkan perjalanan ke Malang dan saya melanjutkan flight ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Majalengka.