Pagi hari di Kota Malang, suasana begitu semarak dengan kedatangan tamu-tamu istimewa, yang pertama ada adik laki-laki saya dari Kampung Inggris Pare Kediri, lalu ada empat orang saudara sebuyut saya dari Majalengka dan Cirebon. Saya yang sudah berkuliah di Malang cukup lama ini merasa bersemangat untuk menemani mereka menjelajahi keindahan Jawa Timur yang mempesona.
Hari pertama, Ahad, 16 Desember 2018, kami memulai perjalanan dengan mengunjungi Kampung Warna-warni Jodipan yang berlokasi di dekat stasiun kota, sebuah kawasan di Kota Malang yang telah diubah menjadi suatu seni jalanan yang menarik dengan dinding-dinding yang dicat warna-warni, sehingga setiap sudutnya menghadirkan suasana yang unik.
Setelah puas mengeksplorasi Kampung Warna-warni Jodipan, kami melanjutkan perjalanan ke Museum Angkut di kawasan Jatim Park 2 Kota Batu.
Museum ini menampilkan koleksi kendaraan dari berbagai zaman, termasuk mobil klasik, sepeda tua, dan bahkan replika pesawat terbang. Kami benar-benar merasa seperti berada di masa lalu ketika berkeliling dan berfoto di area Museum Angkut yang sangat luas.
Malam harinya, saya mengantar saudara-saudara saya untuk menginap di UB Guest House agar bisa istirahat sejenak sebelum kami melanjutkan trip ke Bromo.
Kemudian pada hari Senin, 17 Desember 2018 dini hari, trip yang sangat dinantikan pun tiba, kami menggunakan paket jeep tour berangkat menuju Gunung Bromo. Perjalanan pun kami nikmati dengan penuh suka cita.
Saat kami tiba di Puncak Penanjakan di ketinggian 2770 mdpl, kami dapat melihat dengan jelas matahari mulai menyingsing di ufuk timur, menghadirkan pemandangan spektakuler dari Gunung Bromo yang tertutup embun pagi. Bagi saya pribadi, ini adalah kunjungan ketiga kalinya ke Bromo ini, tapi tetap saja, pesona alamnya selalu membuat takjub ketika melihatnya.
Kegembiraan kami semakin bertambah saat kami beranjak ke kawasan inti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Melihat lautan pasir yang tak berujung dan Gunung Bromo menjulang gagah di tengah-tengahnya membuat kami merasa begitu kecil di hadapan alam yang megah.
Kami berjalan kaki mendekati Kawah Bromo dan gunung di sebelahnya yakni Gunung Batok yang memiliki ketinggian 2440 mdpl. Sensasi berada di dekat gunung aktif ini benar-benar tak terlupakan. Kami mengabadikan momen indah ini dengan berfoto di Lautan Pasir Bromo yang menakjubkan.
Searah jalan pulang, kami turun sejenak dari jeep dan melihat luasnya Padang Savana Bromo yang sedang hijau-hijaunya. Pemandangannya sungguh menyejukkan mata.
Setelah puas berpetualang di Bromo, kami kembali ke Kota Malang, menempuh perjalanan sekitar 2 jam lamanya. Lalu pada siang harinya, dengan mengesampingkan rasa capek, kami langsung berangkat lagi menuju Pantai Balekambang di Malang Selatan, melintasi jalur Gondanglegi dengan total 3 jam perjalanan.
• • •
Setibanya di sana, kami menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sepanjang pantai dan menikmati desiran ombak yang menyatu dengan langit mendung. Pantai ini menawarkan keindahan pemandangan laut dan pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitarnya.
Malam harinya, kami kembali ke Malang untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk petualangan berikutnya.
• • •
Kemudian pada hari Selasa, 18 Desember 2018, sebelum fajar menyingsing, kami pergi ke Paralayang kota Batu untuk melihat sunrise dengan view gunung tertinggi di pulau Jawa: Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3676 mdpl.
Walaupun saya sudah beberapa kali ke Paralayang, melihat sunrise dengan latar kota Batu dan gagahnya pegunungan-pegunungan di sekitar Paralayang adalah sesuatu yang sangat mengesankan dan tak membosankan.
Dalam pelukan alam Jawa Timur, kami menemukan kebersamaan dan keajaiban yang tak ternilai harganya, dan petualangan indah ini akan selalu membawa cahaya ke dalam setiap langkah trip kami kedepannya.
















