Menemukan Harmoni Alam dan Budaya di Puncak Gunung Penanggungan



Senin, 28 Desember 2015, semangat petualangan membawa kami untuk menjelajahi Gunung Penanggungan yang terletak di perbatasan Mojokerto dan Pasuruan. Meskipun memiliki ketinggian yang lebih rendah dari gunung-gunung sebelumnya, keunikan Gunung Penanggungan yang menjulang setinggi 1653 mdpl ini memberikan pesona tersendiri dalam perjalanan mendaki kami.

Di pagi Selasa, 29 Desember 2015, pemandangan yang mempesona terhampar di depan kami, setelah pendakian malam yang cukup menantang, kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa dari pos tempat camp Penanggungan. City lights berpendar seperti bintang jatuh di kegelapan, dengan latar belakang megahnya Gunung Arjuno-Welirang yang menjulang gagah.


Dari titik ini juga, jalur trek pendakian menuju puncak Gunung Penanggungan terbentang di hadapan kami. Terlihat jelas jalur summit attack yang masih jauh dan mengarah ke puncak yang tinggi. Sensasi perjalanan menuju puncak begitu terasa, memberikan rasa semangat dan antusiasme bagi kami para pendaki.

Gunung Penanggungan merupakan gunung berapi tua yang telah lama tidak aktif, sehingga memberikan suasana yang tenang dan damai. Selain itu, gunung ini memiliki sejarah yang kaya, karena di puncaknya terdapat beberapa candi peninggalan Kerajaan Majapahit.


Saat mencapai puncak, kami tak melewatkan kesempatan untuk berfoto di atas batu besar di tepi jurang. Pemandangan yang terbentang di hadapan kami begitu memukau, dengan panorama Gunung Arjuno-Welirang yang menawan.



Mendaki Gunung Penanggungan bersama teman-teman seperjuangan sangat mengasyikan, kami merasakan keseruan menaklukkan jalur-jalur yang menantang, menemukan keindahan yang tersembunyi, dan menikmati momen tak tergantikan di puncak yang menakjubkan.




Dengan rasa puas setelah menjelajahi area Gunung Penanggungan, kami turun gunung siang hari itu dan pulang ke Malang dengan hati penuh kebahagiaan.