Pada pertengahan bulan Oktober 2014, semangat petualangan membawa saya dan teman-teman SMA serta guru-guru untuk mendaki Gunung Sumbing, yang berada dalam 4 wilayah kabupaten di Jawa Tengah, meliputi: Magelang, Temanggung, Wonosobo dan Purworejo. Dan ini merupakan pendakian pertama bagi saya yang masih kelas 3 SMA.
Bagi saya pribadi, saya cukup penasaran bagaimana rasanya mendaki gunung. Saya dan teman-teman yang baru pertama kali mendaki juga, kami benar-benar melakukan persiapan dengan matang, rutin olah raga sepekan sebelum berangkat, lari sore, dan semacamnya. Hingga tiba waktunya kami berangkat dengan penuh semangat.
Tiba di daerah Temanggung - Wonosobo petang hari tepat sebelum Maghrib, dan kami sempatkan makan terlebih dulu di warung tenda, mengisi amunisi untuk petualangan kami.
Malam hari setelah Isya, kami melakukan pendaftaran, perizinan, dan persiapan sampai akhirnya kami siap untuk memulai perjalanan malam. Adrenalin semakin memuncak rasanya ketika kami mulai berjalan.
Ternyata, mendaki Gunung Sumbing jauh lebih seru dan menantang daripada yang saya bayangkan. Saat malam itu tiba, perasaan syukur memenuhi hati saya. Saya menyadari bahwa sikap santai yang saya pertahankan sepanjang pendakian sangat berarti, membantu saya menghadapi segala tantangan dengan lebih baik.
Bagaimana cara mengatasi rasa kelelahan, memahami pentingnya beristirahat, serta mengapresiasi setiap teman satu tim yang juga merasakan perjuangan yang sama. Setiap langkah membawa pelajaran baru, membuat pengalaman mendaki ini menjadi sebuah cerita yang tak terlupakan.
Ketinggian 3371 meter di atas permukaan laut (mdpl) memberikan dimensi ekstra pada petualangan ini. Saat berada di puncak, pemandangan kaldera Gunung Sumbing terbentang luas di hadapan kami. Kaldera ini menghadirkan panorama yang luar biasa, menegaskan kebesaran alam dan sejarah geologis gunung berapi yang kini sudah tidak aktif lagi.
Dari puncak Gunung Sumbing, kami juga bisa menatap dengan jelas Gunung Sindoro yang begitu anggun dan gagah menemani selama kami mendaki.
Setelah merasa puas berfoto bersama di puncak, kami memulai perjalanan turun gunung dengan hati penuh syukur. Bagi saya pribadi, momen ini menjadi titik balik yang menginspirasi tekad kuat untuk kembali mendaki gunung-gunung lainnya di kemudian hari.