Masih di bulan yang sama, tepatnya pada akhir Oktober 2014, cerita mendaki saya berlanjut dan menjadi kesempatan bagi saya untuk menjelajahi Gunung Prau bersama teman-teman SMA. Kali ini kami riding menggunakan motor sebagai sarana transportasi dari Yogyakarta menuju Wonosobo, Jawa Tengah.
Setibanya di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, kami meluangkan waktu untuk singgah dan beristirahat di rumah salah satu teman kami. Sambil menikmati udara sejuk dan pemandangan Dieng yang memesona, kami mengisi tenaga sebelum melanjutkan perjalanan menuju basecamp pendakian Gunung Prau yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut.
Pendakian di malam hari pun dimulai dengan penuh tantangan dan semangat yang menggebu. Saat akhirnya kami tiba di puncak, matahari mulai mewarnai cakrawala dengan sinarnya yang memukau, dan kami disuguhi pemandangan sunrise yang begitu memesona.
Dari ketinggian itu, kami dapat mengamati siluet Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang terhampar dengan megah di kejauhan.
Gunung Prau, dengan ketinggian 2565 mdpl, telah menjadi magnet bagi para pendaki yang haus akan petualangan. Pesonanya yang memikat serta menawarkan panorama yang luar biasa. Gunung Prau telah mencuri hati banyak orang, mengajak mereka menapaki setiap langkah menuju keajaiban pemandangan yang menakjubkan.
Seperti para pendaki pemula lainnya, kami pun menuliskan harapan-harapan kami di atas sebuah papan yang menjadi bagian dari perjalanan kami.
Setelah merasa puas dengan momen itu, perjalanan turun gunung pun kami mulai. Pendakian kali ini semakin memperkuat tekad saya untuk terus menjelajahi gunung-gunung lainnya.
Semua tantangan dan keindahan yang kami temui di setiap langkah perjalanan membuka mata dan hati kami terhadap keajaiban alam serta pengalaman yang tiada tara. Merasa dekat dengan alam semesta, kami menyadari bahwa setiap gunung memiliki cerita dan pesona unik yang menanti untuk dijelajahi.
